Jumat, 05 Oktober 2012

KEPRIBADIAN



By Uli
 
Kenali Gejala Kepikunan Alzheimer
KEPIKUNAN atau demensia mungkin adalah hal yang dapat dimaklumi bagi para orang lanjut usia.  Tetapi bila kepikunan sudah dalam kategori ‘sangat parah’ dan mempengaruhi kepribadian, tingkah laku dan aktivitas, tentu patut diwaspadai karena bisa jadi apa dialami adalah Demensia Alzheimer.
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang ‘mengerikan’ karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang.  Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis.  “Demensia Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam edukasi tentang Alzheimer beberapa waktu lalu.
Mereka yang rentan terserang kepikunan alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinab bila memiliki faktor risiko keturunan. Bahkan menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia.
Deteksi  dini adalah hal penting dalam mengatasi Alzheimer, tetapi faktanya seringkali sulit dilakukan karena gelaja kemunduran kerap dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Pasien biasanya hanya menunjukkan gejala biasa seperti lupa, tetapi kemudian berkembang progresif menjadi parah dan memperburuk fungsi kognitif dan fungsi mental lainnya.
Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita sendiri, mereka sulit mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka.
Kejanggalan biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka yang mulai khawatir akan penurunan daya ingat. Mereka awalnya belum mencurigai adanya problem besar di balik kepikunan yang dialami pasien, tetapi kemudian tersadar bahwa kondisinya sudah parah.
Nah, agar kepikunan Alzhemier dapat dicegah sejak dini,  berikut beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai kemungkinan hadirnya penyakit pembunuh otak :
- Kemunduran memori/daya ingat.
- Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)
- Sulit dalam berhitung
- Salah meletakan benda
- Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
- Perubahan emosi dan perilaku.
- Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.
- Hilang minat dan inisiatif.  Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri. 
- Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma otak, tumor otak).

PENJELASAN TENTANG ISI DAN ARTI LAMBANG DAERAH LAMPUNG




PERISAI
1. Dasar Lambang bersudut lima. Kesanggupan mempertahankan cita-cita dan membina pembangunan rumah tangga yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarkat makmur dan adil berdasarkan Pancasila.
2. Warna Dasar Perisai
a. Hijau : Menunjukkan daerah dataran tinggi yang subur untuk tanaman musim
b. Coklat : Menunjukkan daerah dataran rendah yang subur untuk sawah dan lading
c. Biru : Menunjukkan kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para nelayan
3. Warna Tepi Perisai
Kuning emas : Tanda kebesaran cita masyarakat Lampung untuk membangun daerah dan negaranya.
2. PITA SANG BUMI RUWA JURAI

1. Bentuk Pita
a. Dilihat dari bawah merupakan pintu gerbang masuk ke daerah Lampung yang subur serta makmur.
b. Dilihat dari atas merupakan wadah pebangunan yang berintikan pertanian lada dan padi oleh masyarakat yang kaya budaya.
2. Warna Putih
a. Putih jernih melambangkan kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
b. Pita putih berarti pula suatu hamparan kain putih yang biasa dipakai masyarakat adat untuk menyambut para tamu terhormat.
3. Arti Tulisan
a. Sang Bumi : Rumah tangga agung yang luas berbilik-bilik
b. Ruwa Jurai : Dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung.
4. Arti Ruwa Jurai
a. Linguistik Cultruil : terdiri dari dua unsur keturunan asal yang tergolong dalam:
1) Masyarakat Lampung yang berbahasa “O”
2) Masyarakat Lampung yang berbahasa “A”
b. Sosiologis : terdiri dari dua unsur golongan masyarakat yang terdapat sekarang
1) Masyarakat Lampung Asli
2) Masyarakat Lampung Migrasi
3. AKSARA LAMPUNG
1. Bunyi Aksara : Lampung
2. Asal Kata :
a. Legende : berasal dari nama Poyang si LAMPUNG keturunan Dewa SENEMBAHAN DAN NEIDODARI SINUHUN yang dikatakan saudara, SI JAWA ratu Mojopahit dan SI PASUNDAYANG Ratu Pejajaran dari SI LAMPUNG adalah Ratu DIBALAU.
b. Berasal dari kata TOLANG P’OH WANG (Tulang Bawang), nama negara yang pernah ada di daerah ini semasa Dinasti Han. Kata-kata itu merupakan rangkaian kata To (orang), Lang P’ohwang (Lampung).
4. DAUN DAN BUAH LADA

a. Daun Lada : 17 buah, dan buah lada 8.
b. Lada merupakan produksi utama penduduk asli sejak dahulu, sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia abad ke-7 dan bangsa-bangsa barat pada abad ke-15.
c. Biji Lada : 64 menunjukkan bahwa terbentuknya Dati I Lampung 1964.
5. SETANGKAI PADI

a. Buah padi 45
b. Padi merupakan produksi utama penduduk sejak permulaan abad ke-20 (1905), sehingga karena kedua hasil produksi laba dan padi tersebut, maka terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara kedua unsur golongan masyarakat sampai terwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang.
6. LADUK
1. Golongan rakyat serba guna
2. Dapat dipergunakan untuk pertanian, alat rumah tangga dan dapat pula dipergunakan untuk membela diri.
7. PAYAN
1. Tumbak pusaka tradisional
2. Merupakan lambing budaya ksatria dan bila perlu dipakai untuk mempertahankan kehormatan keluarga serta negara dari ancaman musuh.
GUNG
1. Warna gung kuning tua (kuningan)
2. Arti gung : Perlambang keagungan seni budaya asli.
3. Fungsi gung:
a. Sebagai alat inti seni budaya (tabuhan)
b. Sebagai tanda pemberitahuan karya besar dimulai
c. Sebagai alat penghimpun masyarakat untuk bermusyawarah
4. Lingkaran Gung:
a. Lingkaran besar berarti himpunan masyarakat ruwa jurai serta asal usulnya.
b. Lingkaran kecil berarti pemimpin (pemerintah) yang mengeratkan hubungan kerjasama antara yang dipimpin dan yang memimpin.
8. SIGER
1. Warna Siger : Kuning emas
2. Arti Siger : Mahkota perlambang adat budaya dan dan tingkat kehidupan terhormat.
3. Kandungan Bentuk :
a. Banyaknya gerigi lancip berlekuk 9, sebagai lambing Sembilan sungai yang mengalir di Daerah Lampung, yaitu:
1) Way Semangka
2) Way Sekampung
3) Way Seputih
4) Way Pangubuan
5) Way Abung Sarem
6) Way Sungkai
7) Way Kanan (Umpu Besai)
8) Way Tulang Bawang
9) Way Mesuji
b. Di dalam bidang siger terdapat Bunga Melur (melati 4 buah, tiap bunga mempunyai 4 daun bunga yang berkelopak 5).
4. Dengan pengertian sebagai berikut:
a. Kuntum Bunga : yaitu 4 paksi asal Sekala Berak yang terdiri dari kekuasaan paksi:
1) Umpu Perenong
2) Umpu Belenguh
3) Umpu Bejalan di way
4) Umpu Nyerupa
5. Kelompok Daun Bunga:
Setelah berkembang dan tersebarnya masyarakat di seluruh Daerah Lampung, maka terbinalah 5 Daerah Keratuan yang masing-masing dipimpin oleh:
a. Ratu Dipuncak
b. Ratu Pemanggilan
c. Ratu Dipunggung
d. Ratu Dibalau
e. Ratu Darah Putih
6. Daun Bunga Skala yang terdapat pada puncak lengkungan siger atas dimana ujungnya mengenai tiang paying. Bunga Skala itu menjulang dari 4 daun kembangnya (dari bawah) yang mengandung pengertian sebagai berikut:
Menjulang dari 4 daun bunga:
Semua jurai yang berasal dari Sekala Berak yang dilambangkan oleh paksi pak mempunyai filsafat hidup Piil Pesenggiri. Bunga Sekala berdaun lima bahwa filsafat Piil Pesenggiri itu bertemali 5 alam pikiran sebagai berikut:
a. Piil Pesenggiri
Piil artinya berjiwa besar
Pesenggiri artinya menghargai diri
b. Juluk Adek
Juluk artinya gelar sebelum kawin
Adek artinya gelar setelah kawin
c. Nemui Nyimah
Nemui artinya terbuka hati menerima tamu
Nyimah artinya member dengan ikhlas
d. Nengah Nyappur
Nengah artinya suka berkenalan
Nyappur artinya pandai bergaul
e. Sakai Sambaian
Sakai artinya suka tolong menolong
Sambaian artinya bergotong royong
9. PAYUNG
1. Warna Payung : Kuning muda
2. Bagian Payung :
a. Jari payung 17
b. Bagian tepi 8
c. Garis batas ruas 19
d. Rumbai payung 45
3. Arti Payung
a. Sebagai payung agung yang melambangkan Negara Republik Indonesia, proklamasinya tanggal 17 Agustus 1945
b. Sebagai payung jurai yang melambangkan Provinsi Lampung tempat semua berlindung
4. Tiang dan Puncak Payung
a. Tiang Payung : Eka menjulang satu cita
b. Bilatan Puncak : Esa terbilang satu kuasa
Pengertian : Satu cita membangun Bangsa dan Negara RI dengan ridho Tuhan yang Maha Esa.

KESIMPULAN ARTI LAMBANG
Lampung Sang Bumi Ruwa Jurai, rumah tangga dua unsur serba buai, hidup mendiami dataran, pegunungan, dan lautan, penghasil lada dan padi sebagai sumber penghidupan.
Rakyat bersatu bekerja sama membangun, dengan alat senjata ia bertahan guna mewujudkan mahkota kejayaan Pancasila, di bawah naungan Negara Republik Indonesia.

Sumber: Modul Materi Pembelajaran Kebudayaan Lampung Semester I Untuk Kelas IX SMP N 1 Tanjungsari, Lampung Selatan

Otonomi daerah di Indonesia


By Uli


Sejak reformasi di gulirkan dan menguknya konsep otonomi daerah sebagai bentuk kritikan terhadap pengelolaan pemerintahan pada zaman ordebaru yang dinilai pemerintahan yang sangat sentralistik yang kesemuanya dikomandoi atau segalah urusan dinakodai pemerintah nasional atau pusat sehingga daerah atau sub nasional tidak memiliki peranan yang berarti dalam pengolaha pemerintahan. Tak terkecuali urusan pemerintahan yang bersifat tekhnis dimana jakarta menjadi aktor penentu, meskipun jauh sebelum adanya otonomi daerah telah ada kritikan tentang pengelolaan pemeritahan yang seperti itu dengan anggapan bahwa keputusan yang diambil tidak tepat sasaran dengan apa yang diharapkan di daerah , Setidaknya dalam hal pengelolaan negara tersebut, substansinya berada pad rana Horisontal atau yang mana terkait dengan fungsi serta vertikal yaitu struktur penyelanggara pemerintahan seperti pemerintahan nasional atau pusat,  daerah atau sub nasional. Dimana batasan batasan fungsi atau wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta hubungan diantaranya dalam mengelolah pemerintahan.
Setidaknya kalau kita melihat kondisi yang terjadi saat ini yang menarik untuk kita simak, fenomena yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri, kita melihat Masyarakat terklasterisasi suku, wilayah yang dicontohkan oleh wawan mas’udi adanya sub teritorial contoh dapat dilihat pada struktur Tentara Nasional Indonesia TNI yang kesemuanya tersusun sampai pada tingkatan desa, tingkatan yang ada di bawah. adanya pemerintah pusat dan daerah provinsi dan kabupaten kota dan bahkan sampai pada tingkatan yang paling bawah yaitu tingkatan desa.
Penyelenggaraan diharapkan berjalan dengan baik sehingga sangat dimungkinkan terjadinya pembagian kekuasaan atau kewenangan mengelolah pemerintahan, hal tersebut di setiap negara di dunia tidak semua memiliki cara yang sama dalam mengelolah pmerintahanya, pembagian kekuasaan setidaknya yang sering kita dengarkan bahwa ada dua sumber otoritas, yaitu ada pada pemerintah nasional dan otoritas ada pada pemerintah sub nasional atau masyarakat. Dalam mempersatukan antara pemerintah pusat dan pemerintah yang ada di daerah memiliki cara yang berbeda meskipun dengan tujuan yang sama, dalam hal ini setidaknya ada dua bentuk negara yang dihasilkan, yaitu negara kesatuan dan negara liberal. Yang mana negara kesatuan danlam mempersatukan dengan cara sepenuhnya otoritas berada pada pemerintah pusat. Sehingga menganggap bahwa negara ini dapat disatukan dengan cara semua urusan pemerintahan yang ada semua di komandoi oleh pemerintah pusat, dan hal ini pula yang terjadi di indonesia pada pemerintahan orde lama dibawak kepemimpinan presiden soeharto, yang sangat terkenal dengan bentuk pemerintahan yang sangat sentralistik atau terpusat, segala urusan pemerintahan jakarta menjadi tumpuan., sedangkan negara federal kekuatan atau otoritas hanya berada pada pemerintah negara bagian. Wawan mas’udi mencontohkan hal tersebut pada penyelenggaraan pemerintahan yang ada di America. Dengan negara liberal dianggap sebagai cara yang sangat tepat dalam mempersatukan dengan cara pemberian kewenangan penuh terhadap pemerintahan negara bagian yang ada, dan beranggapan bahwa penyelanggaraan pemerintahan dengn cara sentralistik yang terpusat justru tidak melahirkan persatuan akan tetapi peluang melahirkan perpecahan dan konflik yang terjadi antara pemerintah pusat dan daerah, dan dianggap ancaman terhadap sebuah persatuan.
Hubunga pemerinta pusat dan daerah bukanlah permasalahan yang baru di indonesia akan tetapi problem masalalu yang hingga saat ini belum terselesaikan, meskipun waktu yang lebih dari cukup telah terlewati akan tetapi bukan berarti tidak ada usaha sama sekali dalam menangani masalah tersebut. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerinta walhasil sampai saat ini belum kunjung terselasaikan, permasalahan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah telah banyak undang-undang yang mengatur sampai saat ini ternyata tidak kunjung terselesaikan juga, pemerintahan yang sentralistik maupun pemerintahan yang demokratis telah di praktekkan di negri ini yang tentunya melahirkan berbagai pandangan dan penilaian masing-masing. Seperti adanya anggapan bahwa Pemerintaha yang sentralistik dinilai mambuat masyarakat menjadi apolitis.
Pada beberapa titik wilayah yang ada di indonesia begitu banyak yang menyuarakan aspirasi daerahnya, sehingga tuntutan masyarakat tentang pemekaran wilaya yang sangat luar biasa terjadi di beberapa daerah, atasnama memperjuangkan aspirasi rakyat, kemudahan administrasi  yang hendak di perjuangkan hingga saat ini adanya upaya pemerintah mengevaluasi beberapa daerah hasi lepemekaran. Dalam fenomena tersebut bahwa ternyata Hal menarik lainya yang dapat kita saksikan, sebagai dampak dari otonomi daerah dan terjadinya pemekaran wilayah di berbagai daerah yaitu pada pembagian wilayah yang ada di indonesia bukanlah pembagian administratif tapi pembagian klaster poliitik, pada dasarya pemekaran wilayah yang terjadi di berbagai daerah yang ada di indonesia semangatnya telah berubah denga derajat yang sangat tinggi, diman pada setiap pemekaran yang ada bukan lagi terletak pada aspek administrasi, tapi pada semangat suku.  Dapat diliha pada penyelenggaraan pemerintahan yang ada di berbagai wilaya di indonesia. Wawan mas’udi dalam hal ini mencontohkan pemerintahan antara yogyakarta dan Jawatengah. Kalau di sulawesi tengah dapat diliha pada kasus yang terjadi di kabupaten bungku  dan kolonedale kabupaten morowali.
Jikalau pembagian dengan di dasarkan pada admionistratif, maka dapat dipastikan sangat banyak daerah yang tidak layak atau tidak memenuhi untuk menjadi suatu daerah yang otonom, kondisi demikianlah yang terjadi di indonesia saat ini, Dalam pemerkaran wilayah yang ada di indonesia ada sebenarnya ada unsur politk didalamnya, pemekaran daerah yang ada tidak lagi terletak pada substansinya, banyaknya tantangan yang di hadapi dalam penyelenggaraan otonomi daerah tentunya membutuhkan perhatian pemerintah dalam hal tersebut, bebrapa kabar terdengar pada akhir-akhir ini bahwa otonomi daerah akan di evaluasi, respon pemerintah tersebut dengan melakukan pembentukan evaluasi terhadap pelaksanaanya, dan kabar terakhir yang kita dengarkan bahwa tim tersebut telah terbentuk seperti yang diberitakan pada, (kompas) sabtu 09 januari 2010.
Pemerintahan yang sentralistik dinilai berbenturan dengan karakteristik yang ada di daerah, di setiap daerah yang ada di indonesi memiliki karakter yang berbeda, baik daris segi potensi wilyah yang ada di indonesia maupun dari segi kultur yang ada di masyarakat sehingga sangat dimungkingkan terjadinya perbedaan kebutuhan yang ada di daerah sehingga ada yang beranggapan bahwa pemerintahan yang ada di daerah seharusnya memperhatikan kearifan lokal yang ada di daerah, sehinggga dalam pembangunan yang ada karakter daerah tetap dipertahankan, disamping itu kebijakan yang diambil oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah, terlebih dengan kondisi indonesia yang plural. Disamping itu ada anggapan bahwa bahwa untuk membangun negara menjadi maju pemerintahan yang sentralistik juga bisa mewujudkanya, wawan mas’udi memberikan gambaran Di eropa dengan pemerintahan sentralistik juga manjadi negara maju akan tetapi sangat berbeda dengan kondisi yang ada di indonesia di eropa masyarakatnya homogen, di indonesia masyarakatnya yang plural sehingga sangat rentang terhadap konflik dan perbedaan, isu yang mungkin sering kita dengar pada dekade tarakhir ini yaitu isu daerah.
Pemekaran daerah yang marak pada dekade terakhir ini hingga pemekaran di pertanyakan mengedepankan pelayanan bukankan pemekaran adalah sebuah bentuk pembagian kekuasaan para elit politik, yang mana pemekaran dapat digambarkan sebagai pembagian kekuasaan dari elit pusat yang ada di jakarta, kepada elit lokal yang ada di daerah yang mana otonomi daerah tidak lagi pada substansinya, sehingga desentralisasi yang menjadi pilihan saat ini tidaklah bersifa final bisa saja akan mengalami perubahan, terlebih dengan yang ada di indonesia setiap rezim memperlakukan pola yang berbeda beda dalam menjalangkan pemerintahan, Desenralisasi hanyalah sebagai bentuk atau pola transfer otority kepemerintah sub nasional yang ada di daerah. Disamping itu dalam implementasi otoritas atau penyelenggaraan pemerintahan perlu ada kontrol yang baik terhadap proses pelaksanaan pemerintahan.
Terkait dengan otoritas antara pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi ada fenomena menarik yang kita liat dimana dengan otonomi daerah yang ada, memberikan otoritas yang besar berada pada pemerintahan yang ada di kabupaten, sehingga koordinasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah yang ada di kabupaten sering terkandala, dimana pemerintah kabupaten menganggap bahwa otoritas melekat pada dirinya sangat besar, sehingga enggan tunduk pada pemerintah provinsi dan bahkan pemerintah yang ada di kabupaten membetuk kekuatan sendiri wawan pada perkuliahan yang lalu mencontohkan pada kasus pemerintah di merauke.
Kondisi yang terjadi di iondonesia saat ini yang terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah adalah sebuah permasalahan yang cukup serius, setidaknya ada beberapa motif yang melatarbelakangi seperti, keterjangkauan, efisiensi (hal yang strategis) keamanan dan ekonomi. Dalam implementasi otonomi daerah setidaknya harus memperhatikan persoalan keterjangkauan, terutama dari segi pelayanan terhadap masyarakat, yang terkait pada persoalan wilayah dan tata letak, persoalan efisiensi yang terkait dengan persoalan biaya, jarak. Hal tersebut yang harus mendapat perhatian besar dalam pelaksanaan otonomi daerah disamping dua hal yang strategis keamanan dan ekonomi yang juga harus mendapat perhatian. Disamping hal tersebut diatas indonesia juga harus memikirkan hal yang strategis, terutama pemerintah yang ada di pusat, dimana yang terjadi saat ini pemerintah pusat yang memiliki urusan yang terlau banya sehingga tidak satupun yang terselesaikan dengan baik, pusat mengurusa sampai pada urusan yang bersifat tekhnis yang ada di daerah. Pemerintah seharusnya memikirkan yang strategis dan terfokus. Dengan hal tersebut tujuan dapat tercapai.
Hal yang sama sepertinya mulai terulang lembali, kalau kita memperhatikan pengelolaan pemerintahanyang ada saat ini ada usaha untuk sentarlisasi kembali meskipun dengan cara yang berbeda sentarlisasi yang berbeda pada orde baru, menurut wawan mas’udi sentralisasi yang ada pada saat ini berada pada sofwer, mencontohkan pada penganggaran. Disadari atau tidak bahwa watak dasar pemerintah di indonesia adalah sentralistik, sehingga upaya pengelolaan pemerintahan yang sentralistik bisa saja terjadi, meskipun pada konsep otonomi daerah.
Demokrasi yang ada di indonesia adalah demokrasi liberal, seperti yang ada di america bukan lagi demokrasi pancasila sebagai contoh pada pemilihan presiden dan wakil presiden dengan cara one man one vote masyarakat bisa menentukan siapa yang menjadi pemimpin mereka. Hal ersebut kritikan terhadap Pemilihan bupati melalui DPR yang di anggap  terjadi kolusi dan semuah yang dipilih DPR sangat mudah dijatuhkan.
Kepercayan masyarakat semakin menurun, Kebaradaan partai politik yang selalu saja terjadi konflik internal, yang permasalahanya adalah persoalan kekuasaan , contoh yang terjadi pada dua orang anggota DPR dari partai bulan bintang (PBB) yang menentang kepemimpinan partainya karena yusril ihza mahendra memanipulasi jalanya muhtamar sehingga mampu menguasai kembali kepemimpinan partai tersebut. Akibatnya hartono marjono dan abdul kadir jaelani dikeluarkan dari fraksi PBB tetapi tidak dapat di recall karna UU No. 4 tahun 1999 tentang susunan kedudukan DPR/MPR tidak mengenal lembaga recall sebagaiman yang dikenal sebelumnya. Sehingga demikian tidak bisa lagi diberi kepercayaan dan amanah
Partai politik yang mendudukan perwakilanya di DPR yang tentunya memiliki tujuanya untuk menyampaikan aspirasi masyarakan kepada pemerintah saat ini tidak lagi menjadi tumpuan pengharapan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, ditengah gencarnya perjuangan kelompok dan pejuangan kepentingan diri sendiri yang di kedepankan, kepercayaan masyarakat terhadapnya menurun, kepercayaan yang diberikan mewakili rakyat digunakan untuk berkolusi dengan eksekutif, proses dagang sapi marak teradi. Antara kalangan eksekutif tidak ada lagi kontrol yang baik akan tetapi aktifitas yang saling menguntungkan diantara keduanya yang marak terjadi, antar eksekutif dan legislatif, sehingga pembangunan daera yang ada dengan jalan yang salah, kalu kita memperhatikan kondisi program pembangunan yang ada di daerah, seperti program studi banding yang marak dilakukan oleh legislatif yang notabene dijadikan untuk ajang untuk santai dan mendapatkan duit demi kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan rakyat. Program pelatihan yang dilakukan di berbagai tempat yang ada di daerah yang tidak menghasilkan apa-apa hanya di jadikan untuk mencari keuntungan.
Kasus tersebut diatas dapat dilihat pada anggota DPRD jawa timur melakukan studi banding keluar negri yang kemudian di persoalkan oleh masyarakat. Demikian salah satu komisi di DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding ke jepang dan cina yang lebih mengesankan jalan-jalan. Bahkan anggota DPRD tangerang menyaksikan pertandingan sepakbola dari kota tangerang di makassar dengan mengguakan fasilitas dari pemerintah daerah.
Pemilihan kepala daerah yang dilakukan oleh DPR, sehingga muda untuk menjatuhkan, sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk mejatuhkan kepala daerah yang ada, dengan semena melakukan tekanan terhadap pemerintah daerah, hal itu dapat dilihat pada seorang gubernur di jawa timur pernah menyampaikan bahwa anggota DPRD di provinsinya meminta imbalan Rp. 100.000.000, untuk menerima laporan pertanggung jawaban tahunan dari gubernur yang bersangkutan, untungya permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh gubernur tersebut.
Hal lain yang dapat juga kita lihat misalnya pada pencalonan kepala daerah, dimana para calon yang hendak maju sebagai kepala daerah yang ada diperlukan cos politk yang cukup banya untuk mendapat dukungan dari sebuah partai, jika tidak terpenuhi maka keinginan untuk mencalonkan kepala daerah akan sirna. Meskipun demikian ada yang mengritisi terahadap pelaksanaan pemilihan secara langsung, yang mana pada pelaksanaanya harus dilakukan secar bertahap, atau dilakukan uji coba